“Roh Kudus menguatkan orang percaya.” (Keluaran
19 : 2-8a)
Gunung
Sinai adalah tempat yang sangat penting dalam perjalanan orang Israel keluar
dari perbudakan di Mesir oleh tangan TUHAN yang kuat. Di sini TUHAN menetapkan
perjanjianNya dengan mereka. Perjanjian tersebut merupakan perluasan dari
perjanjian TUHAN dengan Abraham dan keturunannya. (lih. Kej. 15:6, 18; 17:7;
22:18) Perjanjian ini merumuskan syarat-syarat yang dengannya Israel akan tetap
menjadi milik TUHAN, terus tinggal di dalam berkatNya dan melaksanakan
kehendakNya bagi bangsa itu. (lih. Kej. 12:2-3; 26:4) TUHAN bermaksud agar
Israel menjadi yang unik, terpilih dan terpisah untuk TUHAN. Umat Israel harus
menanggapi dengan ketaatan dan rasa syukur kepadaNya serta berusaha memelihara
perintah-perintah yang ada. Apabila mereka setia dengan perjanjian ini mereka
akan tetap menjadi umat TUHAN yang khusus.
Di
gunung ini TUHAN menyatakan maksud dan tujuanNya dalam membebaskan orang Israel
dari perbudakan. Lebih daripada sekedar pembebasan bersifat politis dan memberikan
tanah untuk tempat tinggal, TUHAN mempunyai tujuan yang jauh lebih besar. Pembebasan
dari Mesir adalah dalam rangka menggenapi janjiNya kepada mereka sebagai umat
perjanjian. Hal itu menunjukkan bahwa TUHAN tidak melupakan janjiNya sekalipun
waktu sudah berlalu begitu lama. Namun bagaimanapun penggenapan janji itu tetap
menuntut ketaatan mereka. “Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku…,
maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku…” (ay. 5) Mereka menjadi umat
kesayangan TUHAN hanya apabila mereka taat pada firmanNya. Atas hal ini orang
Israel menjawab: “Segala yang difirmankan TUHAN akan kami lakukan.” (ay. 8a) Jawaban
ini merupakan ekspresi Iman mereka kepada TUHAN. Iman yang akan dinyatakan
dalam ketaatan dan kesetiaan. Hal ini mengingatkan kita pada tanggapan Abraham
saat TUHAN berfirman kepadanya. Setelah Abraham berumur hampir 100 tahun dan
isterinya Sarah sudah tertutup rahimnya, TUHAN berfirman bahwa ia akan
memperoleh anak. Abraham percaya akan firman ini. Hal ini diperhitungkan
kepadanya sebagai kebenaran. Lalu atas dasar iman inilah TUHAN mengadakan
perjanjian dengan Abraham bahwa kepada keturunannyalah akan diberikan tanah
Kanaan. Kesediaan Abraham membuat perjanjian dengan TUHAN menunjukkan imannya.
Demikianlah halnya dengan orang Israel sebagai keturunan Abraham dalam nats
ini. Mereka berjanji akan melaksanakan firman TUHAN. Hal ini mencerminkan iman
mereka kepada TUHAN.
Demikianlah juga dengan umat Tuhan saat ini.
Kesetiaan dan ketaatan pada firmanNya menunjukkan seberapa besar iman percaya
kita kepadaNya. Tuhan telah memilih kita menjadi harta kesayanganNya. Hal itu
nyata dalam Yesus Kristus. Dia telah mati bagi kita justru pada saat kita masih
berdosa. (Rm. 5:8) Melalui perbuatanNya itu kita telah ditebus dari perbudakan
dosa. Setelah dibebaskan, kini kita sedang berada di “gunung Sinai,” suatu
tempat dimana Tuhan sedang meminta komitmen kita untuk selalu setia kepadaNya.
Inilah saatnya membaharui komitmen kesetiaan kita kepada Tuhan, sebelum
melanjutkan perjalanan. Kesetiaan mendatangkan berkat luar biasa. Maka tetaplah
setia pada janjimu kepada Tuhan; sebagai orang percaya, sebagai suami, isteri,
orangtua, pelayanan, panggilan tugas dan tanggungjawab, dll. Memang tidak mudah
tetapi Roh Kudus akan menguatkan kita. Amin.
No comments:
Post a Comment