Sunday, January 14, 2018

“Roh Kudus menguatkan orang percaya.” (Keluaran 19 : 2-8a)

“Roh Kudus menguatkan orang percaya.” (Keluaran 19 : 2-8a)
            Gunung Sinai adalah tempat yang sangat penting dalam perjalanan orang Israel keluar dari perbudakan di Mesir oleh tangan TUHAN yang kuat. Di sini TUHAN menetapkan perjanjianNya dengan mereka. Perjanjian tersebut merupakan perluasan dari perjanjian TUHAN dengan Abraham dan keturunannya. (lih. Kej. 15:6, 18; 17:7; 22:18) Perjanjian ini merumuskan syarat-syarat yang dengannya Israel akan tetap menjadi milik TUHAN, terus tinggal di dalam berkatNya dan melaksanakan kehendakNya bagi bangsa itu. (lih. Kej. 12:2-3; 26:4) TUHAN bermaksud agar Israel menjadi yang unik, terpilih dan terpisah untuk TUHAN. Umat Israel harus menanggapi dengan ketaatan dan rasa syukur kepadaNya serta berusaha memelihara perintah-perintah yang ada. Apabila mereka setia dengan perjanjian ini mereka akan tetap menjadi umat TUHAN yang khusus.
                Di gunung ini TUHAN menyatakan maksud dan tujuanNya dalam membebaskan orang Israel dari perbudakan. Lebih daripada sekedar pembebasan bersifat politis dan memberikan tanah untuk tempat tinggal, TUHAN mempunyai tujuan yang jauh lebih besar. Pembebasan dari Mesir adalah dalam rangka menggenapi janjiNya kepada mereka sebagai umat perjanjian. Hal itu menunjukkan bahwa TUHAN tidak melupakan janjiNya sekalipun waktu sudah berlalu begitu lama. Namun bagaimanapun penggenapan janji itu tetap menuntut ketaatan mereka. “Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku…, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku…” (ay. 5) Mereka menjadi umat kesayangan TUHAN hanya apabila mereka taat pada firmanNya. Atas hal ini orang Israel menjawab: “Segala yang difirmankan TUHAN akan kami lakukan.” (ay. 8a) Jawaban ini merupakan ekspresi Iman mereka kepada TUHAN. Iman yang akan dinyatakan dalam ketaatan dan kesetiaan. Hal ini mengingatkan kita pada tanggapan Abraham saat TUHAN berfirman kepadanya. Setelah Abraham berumur hampir 100 tahun dan isterinya Sarah sudah tertutup rahimnya, TUHAN berfirman bahwa ia akan memperoleh anak. Abraham percaya akan firman ini. Hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran. Lalu atas dasar iman inilah TUHAN mengadakan perjanjian dengan Abraham bahwa kepada keturunannyalah akan diberikan tanah Kanaan. Kesediaan Abraham membuat perjanjian dengan TUHAN menunjukkan imannya. Demikianlah halnya dengan orang Israel sebagai keturunan Abraham dalam nats ini. Mereka berjanji akan melaksanakan firman TUHAN. Hal ini mencerminkan iman mereka kepada TUHAN.
                Demikianlah juga dengan umat Tuhan saat ini. Kesetiaan dan ketaatan pada firmanNya menunjukkan seberapa besar iman percaya kita kepadaNya. Tuhan telah memilih kita menjadi harta kesayanganNya. Hal itu nyata dalam Yesus Kristus. Dia telah mati bagi kita justru pada saat kita masih berdosa. (Rm. 5:8) Melalui perbuatanNya itu kita telah ditebus dari perbudakan dosa. Setelah dibebaskan, kini kita sedang berada di “gunung Sinai,” suatu tempat dimana Tuhan sedang meminta komitmen kita untuk selalu setia kepadaNya. Inilah saatnya membaharui komitmen kesetiaan kita kepada Tuhan, sebelum melanjutkan perjalanan. Kesetiaan mendatangkan berkat luar biasa. Maka tetaplah setia pada janjimu kepada Tuhan; sebagai orang percaya, sebagai suami, isteri, orangtua, pelayanan, panggilan tugas dan tanggungjawab, dll. Memang tidak mudah tetapi Roh Kudus akan menguatkan kita. Amin.

No comments:

Post a Comment