Thursday, October 10, 2013

BUDDHA YANG TAK TERGANGGU



Tampaknya Buddha tidak terganggu oleh cemoohan yang dilontarkan kepadanya oleh seorang pengunjung. Ketika murid-muridnya bertanya mengenai rahasia sikapnya yang tenang itu, ia menjawab:   "Coba bayangkanlah apa yang akan terjadi bila seseorang membawa persembahan ke hadapanmu dan engkau tidak mengambilnya.
 Atau kalau seseorang mengirimkan surat kepadamu dan engkau tidak mau membukanya;
engkau tidak akan dipengaruhi oleh isinya bukan?
Lakukanlah ini setiap kali engkau diperlakukan dengan kasar, maka engkau tidak akan kehilangan ketenangan hatimu."
Satu-satunya martabat yang sejati adalah martabat yang tidak terendahkan oleh sikap tidak hormat orang lain Engkau tidak mengurangi keagungan air terjun Niagara dengan meludahinya.
(DOA SANG KATAK 2,
 Anthony de Mello SJ,
 Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1990)

Wednesday, July 10, 2013

Sedikit catatan agar si jahat itu tidak datang kembali

Sering kali kita jatuh ke dalam dosa yang sama padahal kita adalah orang yang taat beribadah dan itu menjadi rutinitas  tapi kita tetap juga sering terpropaganta iblis agar  meninggalkan Yesus dan kembali lagi kepada cara hidupku yang dulu. Dan sering kali kita melaksanakan kegiatan religius kita sebagai rutinitas dan bukan untuk kerinduan untuk mendengarkan firman dan menyembah Tuhan. Sehingga Kadang kita sangat merasa heran dan sedih dalam hati lalu berkata "Kenapa saya masih bisa jatuh padahal saya sudah terima yesus dan menjadi anak Tuhan". 
Seringkali kita jatuh bangun dalam dosa, iman kita pada waktu itu dengan mudah sekali dikalahkan iblis dengan hal-hal yang duniawi dan bahkan iblis tau kelemahan yang terbesar dalam diri kita itu apa, sehingga kita tak kuasa dan tidak dapat mengendalikan diri kita pada waktu pencobaan datang. 

Teman - teman dalam kehidupan ini kita bisa saja jatuh walaupun kita sudah dekat dengan Tuhan. iblis ingin sekali agar tidak ada yang diselamatkan dengan cara memberikan hal - hal dunia kepada kita. iblis sangat tau dengan detail kelemahan kita yang sangat besar jika kita tidak kuat iman maka iblis bisa mendapatkan kita kembali walaupun kita sudah pergi ke ibadah - ibadah pelepasan. "Maka masuklah iblis ke dalam Yudas, yang bernama iskariot, seorang dari kedua belas murid itu" (Lukas 22: 3). kita bisa melihat dalam ayat ini menunjukkan dengan jelas bagaimana pelayanan Yesus yang penuh kuasa. yudas salah satu dari dua belas murid setiap hati mengikut Tuhan, setiap saat bersama - sama dengan Tuhan tapi kenapa iblis bisa masuk kedalam yudas : karena yudas Cinta uang
itulah juga yang membuat orang - orang percaya, anak - anak Tuhan jatuh kedalam dosa dan bukan hanya cinta uang saja tapi banyak hal - hal duniawi (misalnya seks,judi dll) yang iblis jadikan suatu perangkap agar ia bisa masuk kedalam diri kita ketika iblis berhasil masuk dalam diri kita maka ia akan menguasai pikiran kita dan ia akan menimbulkan kejahatan dalam diri kita. kita harus berjaga - jaga setiap waktu jadi "Sadarlah  dan berjaga - jagalah ! lawanmu, si iblis,berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum - aum dan mencari orang yang dapat ditelannya" (1 petrus 5: 8).
inilah sikap yang harus kita ambil dalam setiap saat yaitu Sadar dan berjaga - jaga sikap inilah yang sering dilalaikan oleh anak - anak Tuhan dengan tidak merasa kuatir dan berhati - hati sebab iblis akan menyerang jika tubuh, jiwa roh kita lemah. dan iblis akan selalu memotivasi kita agar kita meninggalkan Yesus kalau kita masih mengkompromi dosa dalam diri kita dan masih membiarkan iblis masuk dalam pikiran kita maka kita lama - kelamaan akan dibinasakannya "Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan" (Yohanes 10: 10). inilah tugas si jahat yaitu agar kita semua masuk  neraka dengan tidak  membiarkan kita bersekutu dengan Tuhan apalagi ketika kita membaca firman Tuhan iblis tidak mau kita mengerti firman Tuhan agar ia dapat menyesatkan kita dengan ajaran - ajaran dunia.

Petrus juga pernah mengalami hal yang sama ketika dia bersama yesus "Tetapi petrus menarik yesus dan menegor dia, katanya : "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! hal itu sekali -kali tidak akan menimpa engkau. maka Yesus berpaling dan berkata kepada petrus : "Enyahlah iblis. engkau suatu batu sandungan bagi - Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia" (Matius 16 : 22 - 23). dalam hal ini yesus dengan tegas mengatakan bahwa yang dipikirkan iblis hanya pikiran manusia artinya pikiran dunia kita bisa dengan sendiri tahu bahwa iblis dari awalnya sudah membutahkan mata manusia dengan hal - hal dunia serta janji - janji dusta yang membuat kita tidak berkenan kepada Allah.

Bagaimana agar roh jahat itu tidak datang kembali :

1. "Dan janganlah berikan beri kesempatan kepada iblis. (Efesus 4 : 27).  jangan berikan celah sedikitpun untuk iblis datang didalam diri kita, jangan berikan sedikit pun hal - hal dosa menguasai pikiran kita, jangan berikan sedikit pun iblis memakai diri kita untuk perbuatan - perbuatan yang keji.  terlebih dalam pikiran kita sebab iblis masuk lewat pikiran kita dan mulai memotivasi kita. sekali kita kita biarkan ia akan terus datang dalam diri kita. jadi jangan berikan celah, celah apapun itu walaupun hanya kecil ia bisa masuk dalam diri diri kita lewat pikiran kita iblis akan terus datang dalam pikiran kita dan akan terus memotivasi kita untuk berbuat dosa. ketika iblis bicara dalam pikiran kita untuk berbuat dosa jangan kita kompromi tetapi langsung menolak pekerjaan iblis itu jika kita menolak maka ia tidak akan melanjutkan rencananya, tapi ia akan datang kembali untuk mencari kesempatan yang baik untuk dapat masuk dan mengambil alih dalam kehidupan kita. jadi mulai sekarang jangan biarkan diri kita diperhamba lagi oleh iblis.

2. " Lihatlah, aku berdiri di muka pintu dalam dan mengetok; jikalau ada orang yang membukakan pintu, aku akan masuk mendapatkannya dan aku akan makan bersama - sama dengan dia, dan ia bersama - sama dengan aku" (Wahyu 3 : 20). artinya biarkan yesus mengetuk pintu hatimu dan Berikan tempat yang terbaik dalam hidup kita kepada yesus. jika kita membukakan pintu maka yesus akan masuk dan iblis akan tinggal diluar artinya iblis akan menjauh dalam hidup kita karena ia tahu ada Tuhan yesus didalam kita. maka Tuhan yesus akan mendapatkannya dan makan bersama - sama dengan kita. jadi kalau kita tidak memberikan yesus yang ada dalam diri kita maka dengan gampang iblis akan masuk dengan celah yang kita buat.
mulailah hari ini dengan terima yesus dan memberikan hidup kita kepada Tuhan dengan selalu mengadalkan yesus dalam kehidupan kita.

"Jangan beri kesempatan kepada iblis dan berikan terbaik dalam hidup kita kepada yesus maka ia akan selalu menemani kita dalam menghadapi masalah"
"Jadikanlah sebuah ibadah sebagai kerinduan untuk mendengarkan firman dan menyembah Tuhan dalam setiap kegiatan sehari-hari."

Corat Coret IV

Seandainya daun daun dapat berbisik
Dia kan bercerita tentang hati ini
Rasa sunyi dan rindu pada dirimu
menyatu dalam kebisuan malam ini

Mengapa kita saling menyiksa diri
sedangkan rinduku dan rindumu
saling berpadu
mengapa kita berdua tak jujur mengakuiny?
jangan biarkan membara
api cemburu didalam hidup ini.

Corat Coret Puisi II

Dalam kalbu merindu
Dalam relung hati memikir
adakah dia untuk ku
ataukah semua ini hanya sebuah fatamorgana

ya,Fatamorgana......
Ilusi dan sebuah harapan yang tak nyata
Muncul oleh karena ingin berlebih
sehingga membuyarkan alam sadar kita

Angan dan ilusi
realita dan eksistensi
Ingin lebih kadang buat kita lupa
kadang buat kita terbuai
kadang buat kita tidak seimbang
kadang buat kita lari dari hal nyata
bahkan yang lebih parah,
kadang kita menjadi sosok yang menakutkan
sosok menakutkan????
 
ya, sosok menakutkan
yang oleh ingin lebih 
meng'halal'kan semua cara
melupakan benar dan salah
melupakan kaidah dan norma
bahkan melupakan 'Syukur' dari Tuhan




 

Sunday, July 7, 2013

Mengapa Sulit Mengampuni????

 

Kasih selalu dimulai dari pengampunan. Rasanya, kita tidak akan bisa mengasihi orang lain yang menyakiti kita jika kita belum mengampuninya. Bahkan, pengampunan adalah bentuk kasih pertama dan paling dasaryang bisa kita berikan kepada orang yang mengasihi kita. Sayangnya, banyak orang sulit untuk mengampuni. Dan bukan tak mungkin itu karena pemahaman yang salah soal mengampuni ini. Apa saja?

     1. Mengampuni = Melupakan Sikap Buruk
Mengampuni bukan berarti membuat kita menjadi amnesia dan lupa sama sekali akan apa yang pernah terjadi pada kita. Saat kita mengampuni, kita merelakan masa lalu untuk menjalani masa kini dan merengkuh masa depan yang lebih baik. Namun, kita tidak melupakan masa lalu. Ingatan soal masa lalu itu akan tetap ada, hanya saja ia tak lagi memiliki kekuatan untuk menyakiti kita.

           2. Mengampuni = Membenarkan Kesalahannya
Ini salah satu alasan orang enggan mengampuni. Padahal, ini pendapat yang kelirul Saat kita mengampuni bukan berarti kita menganggap kesalahan itu kebenaran.Tapi, mengampuni adalah kita tidak menghukum dia atas kesalahannya tersebut, bukan karena hal itu tidak pantas dihukum, tetapi karena kita memilih untuk memberikan kasih ketimbang hukuman.

     3. Mengampuni Hanya Jika Ia Pantas Diampuni
      Kita mengampuni orang lain terutama karena kita yang periu men.dapatkannya. Bukankah kita mau terbebas dari belenggu dendam, kepahitan, kemarahan, dan sakit hati? Mengampuni orang lain adalah cara untuk bisa mendapatkan kebebasan itu. Yang kedua, ingatlah bahwa kita pun diampuni saat kita tidak layak diampuni. Saat kita masih berdosa, la menebus kita dan mengampuni dosa-dosa kita. Kenapa kita berpikir orang lain harus layak diampuni dulu baru kita mau mengampuni?

     4. Mengampuni Hanya saat Ia minta Ampun
Tidak perlu menunggu orang lain meminta maaf kepada kita baru kita memaafkan. Bagaimana jika ia sudah meninggal, misalnya? Akankah kita tak akan memaafkan seumur hidup? Ya, kitalah yang mendapatkan manfaatnya saat mengampuni, karena itu tidak perlu menunggu orang lain untuk meminta maaf kepada kita.

5. Mengampuni Hanya didalam Hati
Sebagian orang berpikir, pokoknya saya sudah mengampuni dia di dalam hati. Namun, saya tidak sudi harus berbaik- baik dengannya dalam perbuatan. Itu bukan mengampuni! Tentu, ini bukan berarti, kita harus mempublikasikan di depan umum bahwa kita mengampuni dia, agar orang tahu betapa welas asihnya diri kita. Tidak. Tapi, mengampuni harus dimulai dari dalam hati dan ditampakkan melalui sikap dan perbuatan kita kepadanya. Biarkan ia tahu bahwa meski ia pernah bersalah pada kita, kasih kita padanya tetap tidak berubah.



MENGASIHI SAAT “HARUS” MEMBENCI


Alkitab mengatakan, mengasihi saat dikasihi itu biasa, bahkan dilakukan oleh orang-orang jahat (Luk. 6:33). Tapi, mengasihi saat "harus" membenci? Itulah kasih yang Tuhan perintahkan untuk kita lakukan. Namun, bagaimana caranya?
1.       Kasih adalah Tindakan, Bukan Perasaan
Saat kita menganggap kasih itu sebagai perasaan, kita hanya akan mengasihi orang yang mengasihi kita. Itulah sebabnya, kita harus mengerti bahwa kasih adalah sebuah keputusan dan tindakan. Dengan demikian, perasaan kita tidak akan ditentukan oleh sikap orang lain kepada kita, bahkan termasuk saat ia menyakiti kita.
2.       Tidak selalu Nyaman
Kita mengasihi bukan agar kita atau orang lain merasa nyaman dan bahagia. Faktanya, mengasihi juga sering kali berarti kita harus berkorban (tidak nyaman bagi diri kita). Karena kasih, kita juga menegur seseorang secara keras (tidak nyaman bagi orang lain). Namun, dari kasih yang tulus itulah, maka diri kita atau orang lain dituntun kepada kebenaran dan kebaikan. Jadi, jangan menganggap jika kita menderita, itu berarti kita tidak dikasihi.
 3.       Tidak Membenci orangnya
Saat kita mengasihi, apa pun yang terjadi, kita tetap mengasihi orang tersebut meskipun kita tidak suka terhadap sikapnya. Orang itu mungkin banyak membuat kita kecewa, namun kita tetap bisa memisahkan sikapnya dan pribadinya. Kita menolak sikap dan tingkah lakunya tanpa menolak orangnya.
 4.       Mengampuni
Pengampunan dan kata maaf adalah hal yang mutlak dalam kasih sejati. Bahkan saat ia tidak minta maaf atau tidak juga menyadari kesalahannya pun, maaf tetap harus diberikan. Mengapa? Karena mengampuni akan membebaskan diri kita dari penjara dendam. Karena mengampuni akan membuat hubungan kita dengan Tuhan tidak terhalang (Mat 5:23-24). Dan yang terpenting, kita mengampuni karena kita sendiri sudah diampuni oleh Tuhan (Mat. 18:35). Berapa kali pun ia berbuat salah, berikan kata maaf sejumlah itu (Mat. 18:21-22).
 5.       Kasih dan Teguran
Mengampuni adalah bagian dari mengasihi. Demikian juga, teguran nyata juga adalah bagian dari kasih. Menegur harus dibedakan dengan membalas dendam. Kita menegur bukan dengan motivasi untuk membalas perlakuannya yang tidak baik pada kita. Tapi, kita menegur karena kita menyadari jika perbuatannya itu, jika dibiarkan, bisa mencelakakannya atau membawanya kepada masalah. Itulah bedanya.
 6.       Untuk Semua orang
Kasih adalah untuk semua orang. Jika kita memilih mana yang pantas mendapat kasih tanpa syarat dan mana yang tidak, itu berarti kasih kita bersyarat. Kasih Yesus sama terhadap semua orang. Entah itu para murid-Nya, orang Samaria, Pemungut cukai, Paulus yang pernah menganiaya orang Kristen, dua penjahat yang disalib di samping-Nya, bahkan terhadap Anda dan saya! Jika itu yang Yesus teladankan, tentu sebagai orang Kristen (pengikut Kristus), kita harus mengikuti-Nya bukan?
 7.       Menghargai Perbedaan
Kadang, kita merasa disakiti karena orang lain melakukan hal yang tidak kita suka. Tapi, jika kita sekarang membalas dengan kasih, kita harus ingat bahwa mengasihi bukanlah agar ia bisa menjadi seperti apa yang kita inginkan. Perbedaan karakter, cita-cita, minat, cara pandang, dil, tidak membuat kita tidak bisa mengasihinya.
 8.       Tak Mengharap Balasan
Kadang situasinya seperti ini, kita memang tidak membalas dendam pada orang yang menyakiti kita. Kita "membalasnya" dengan kasih. Tapi, setelah itu, kita berharap hal itu lalu akan membuat dia mengasihi kita. Sepertinya normal bukan? Tapi, itu bukan kasih sejati. Kasih tidak mengharap atau bahkan menuntut balasan karena kasih tidak mencari keuntungan diri sendiri (1 Kor. 13:5). Kita mengasihi bahkan bukan agar kita dikasihi.

Disadur dari Buku Handbook Spirit Edisi Feb 2013

Saturday, June 22, 2013

KETAKUTAN TERDALAM KITA

Our deepest fear is not that we are inadequate, our deepest fear is that we are powerful beyond measure. We ask ourselves who am I to be brilliant, gorgeous, talented and fabulous? Actually, who are we not to be? We were born to make manifest the glory of God that is within us and as we let our own light shine, we unconsciously give other people permission to do the same.


Ketakutan terdalam kita bukanlah bahwa kita tidak memadai, ketakutan terdalam kita adalah bahwa kita kuat tak terkira. Kita bertanya siapa aku untuk menjadi brilian, cantik, berbakat dan luar biasa? Sebenarnya, yang kita tidak bisa? Kita dilahirkan untuk membuat memanifestasikan kemuliaan Allah yang ada di dalam kita dan kita membiarkan cahaya kita bersinar, tanpa sadar kita mengizinkan orang lain untuk melakukan hal yang sama.



“life is like a book, God guides our hands and tells what we should write… sometimes He lets us write our own words… sometimes He forces us to write unpredictable words… just be sensitive to hear His voice, and try to write exactly what you hear, ’till the end’ is written on the last page.”

"Hidup adalah seperti buku, Allah menuntun tangan kami dan mengatakan apa yang harus kita tulis ... Dia kadang-kadang memungkinkan kita menulis kata-kata kita sendiri ... Dia kadang-kadang memaksa kita untuk menulis kata-kata tak terduga ... hanya peka untuk mendengar suara-Nya, dan mencoba untuk menulis apa Anda mendengar, 'sampai akhir' yang tertulis di halaman terakhir. "



“teach me to number my days aright, that I may gain a heart of wisdom” Ps 90:12.
Tuhan, ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian sehingga kami beroleh hati yang bijaksana.  Mazmur 90 : 12

Kemuliaan Tuhan atau Kemuliaan Diri?


Betapa mudah kita tergoda untuk mencuri kemuliaan yang seharusnya tidak boleh menjadi milik kita! Itu yang beberapa minggu ini secara intens saya rasakan dan amati. Karena terlibat dalam kepanitiaan acara yang cukup besar, dan area tanggungjawab yang dipikul cukup besar, maka besar sekali godaan untuk memunculkan “si aku” kepada orang lain. Mungkin kita berkata, “saya tidak termasuk kategori itu, saya memang benar-benar melayani, lagian saya sudah melayani sekian tahun, dan semua baik-baik saja.” Benarkah? Untuk mengetahui kita kategori mana, saya memberikan beberapa alat cek-nya di bawah ini :
• Ketika anda sudah kerja keras dan memang benar-benar kerja keras, rasanya, badan pegal dan sakit luar biasa, karena sepanjang hari pergi panas-panasan ketemu orang, nge-lobby, presentasi di depan banyak orang, menghadapi penolakan, kemudian ketika pulang tidak ada seorangpun yang menghargai apa yang sudah dilakukan, bagaimana perasaan anda?
• Kalau sudah kerja keras, kemudian jangankan dihargai apalagi dipuji, malah yang didapatkan adalah dimarahi dan disalah mengerti, apa reaksi anda? Apakah hal itu akan membuat anda berhenti atau tetap saja melakukan apa yang menjadi tanggungjawab karena mengerti bahwa apa yang dilakukan secara jelas diketahui oleh si Dia yang mengetahui segala sesuatu?
• Kalau sudah berhasil meng-goal-kan tugas dalam kepanitiaan, katakanlah hal itu adalah suatu hal yang luarbiasa, kalimat apa yang akan anda katakan pertama sekali kepada orang lain? Hasil usaha anda kah? Atau mengatakan bahwa semuanya hanya karena belas kasihan Tuhan? Honestly, di dalam hati yang terdalam, apakah prestasi itu dirasakan sebagai pencapaian diri atau sebenarnya sadar sungguh bahwa itu adalah anugrah Tuhan?
• Kalau akhirnya sukses, kemudian sebagian nama disebut-sebut karena dirasa berperan besar dalam keberhasilan itu, dan nama anda_yang sebenarnya bekerja keras dan memang berperan besar_tidak disebut-sebut sama sekali, bagaimana perasaan anda? Sedih?
• Apakah anda memiliki kecenderungan untuk menyebut-nyebut diri dan usaha-usaha yang pernah anda lakukan yang membuat anda mengambil kesimpulan bahwa itu karena usaha anda? (Hati-hati dengan keinginan untuk menceritakan dengan tujuan untuk memberi kesan bahwa itu berhasil karena usaha anda dan untuk memberitahukan kepada orang lain bahwa anda sudah bekerja keras). Parahnya, anda tidak berperan banyak, anda kurang rajin, kurang tekun, tetapi anda menceritakan keberhasilan dan usaha-usaha apa yang sudah anda lakukan seakan-akan anda yang paling bekerja keras diantara semuanya, pernahkah anda bersikap demikian?
• Dan kalau anda dipuji di dalam pelayanan, secara jujur kalimat apa yang anda katakan kepada diri dan orang lain?
Dari beberapa pertanyaan di atas, dengan jujur apakah jawaban pribadi kita? Hari ini saya teringat kepada satu dosa yang sangat subtle, sangat berbahaya, yang banyak dilakukan oleh mereka yang mengaku melayani Tuhan, (tetapi sesungguhnya sedang melayani diri) yaitu mencuri kemuliaan yang seharusnya diberikan kepada Tuhan dan mengambilnya untuk kemuliaan diri. Sembari katanya melayani, tetapi malah sembari berdosa. Celakanya pelayanan menjadi sarana untuk show off kepada orang lain, termasuk menjadi tempat untuk aktualisasi diri. Pelayanan yang dilakukan katanya adalah sesuatu yang sukses, akhirnya hanyalah menjadi suatu kejijikan dimata Tuhan. Sampai pada poin ini, saya sadar betapa sangat tidak mudah mengatakan apa yang pernah dikatakan oleh Yohanes Pembaptis kepada Tuhan Yesus, “biarlah Dia yang semakin besar dan aku semakin kecil.” Bukan hanya semakin kecil, bahkan mungkin menjadi tidak ada, asal Tuhan tetap dipermuliakan, itulah salah satu esensi dari yang namanya pelayanan, dan Yohanes sangat mengerti akan hal ini.
Sesungguhnya, kita ini hamba yang tidak berguna. Jikalau bisa melayani Tuhan, itu hanyalah karena belas kasihan-Nya saja.

Wednesday, April 24, 2013

"iri adalah ketidakpuasan dengan bagaimana Allah telah membuat saya sebagai siapa adanya saya"