“Beritahukanlah
kepadaku jalan kehidupan.” (Mazmur 16:1-11)
Tuhan
memberitahukan jalan kehidupan kepada orang-orang yang setia dan berlindung
pada-Nya. Hal ini sebagai cara Tuhan untuk membebaskan mereka dari dunia orang
mati. Bagaimanapun iblis sebagai penguasa dunia orang mati akan selalu berupaya
membinasakan para pengikut Tuhan dengan berbagai cara; melalui pencobaan,
penderitaan, sakit-penyakit, penganiayaan, kesulitan hidup, sampai
tawaran-tawaran yang menggiurkan, dan lain-lain. Jadi dunia orang mati di sini
bukanlah semata-mata dalam pengertian harafiah, melainkan suatu keberadaan yang
terputus dari Tuhan. Inilah tujuan iblis dalam segala upayanya. Namun Tuhan
tidak membiarkan hal itu terjadi. Dia tidak menyerahkan umat-Nya ke dunia orang
mati dan membiarkan mereka binasa. Dalam hal inilah kita dapat memahami maksud
pencobaan yang dialami oleh orang Kristen mula-mula dalam Epistel Minggu ini.
(lih. 1 Pet. 1:3-9) Maksud semua pencobaan itu bukanlah kebinasaan orang-orang
percaya. Sebab Tuhan memberitahukan umat-Nya jalan kehidupan. Dimana jalan ini
akan membawa mereka yang berjalan di atasnya tiba pada tujuan yang membuat
mereka hidup. Jika dunia orang mati bermakna terpisah dari Tuhan maka kehidupan
berada di hadapan Tuhan atau terhubung dengan Tuhan. Inilah kehidupan
sesungguhnya yang dimaksud oleh pemazmur, sebagaimana dikatakannya pada ayat
11b: “Di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada
nikmat senantiasa.” Maka jalan kehidupan adalah jalan yang mebawa kita sampai
ke hadapan Tuhan atau dekat kepada-Nya. Sebagaimana nama Minggu kita hari ini
QUASIMODOGENITI; Jadilah seperti bayi yang baru lahir, nats ini sangat tepat
menyapa kita. Seorang bayi yang baru lahir mustahil dapat hidup dari dirinya
sendiri, melainkan bergantung pada pemeliharaan orangtuanya. Demikianlah kita orang
yang telah dilahirkan kembali oleh kebangkitan Kristus (1 Pet. 1:3) harus
senantiasa menggantungkan kehidupan kita pada Tuhan, Bapa kita. Hanya Dia yang
tahu apa yang terbaik bagi kita. (ay. 2) Jadi jangan pernah meragukan-Nya. Apa
yang disediakan atau ditentukan-Nya menjadi bagian kita pasti itulah yang
terindah bagi kita. Mungkin tidak sebaik atau semahal atau sebanyak yang
dimiliki oleh orang lain, tapi percayalah Dia memberikan itu kepada kita adalah
untuk menyenangkan hati kita apabila kita terima dengan Iman (ay. 6). Amin
No comments:
Post a Comment