Sunday, January 14, 2018

“Beritahukanlah kepadaku jalan kehidupan.” (Mazmur 16:1-11)

“Beritahukanlah kepadaku jalan kehidupan.” (Mazmur 16:1-11)

Tuhan memberitahukan jalan kehidupan kepada orang-orang yang setia dan berlindung pada-Nya. Hal ini sebagai cara Tuhan untuk membebaskan mereka dari dunia orang mati. Bagaimanapun iblis sebagai penguasa dunia orang mati akan selalu berupaya membinasakan para pengikut Tuhan dengan berbagai cara; melalui pencobaan, penderitaan, sakit-penyakit, penganiayaan, kesulitan hidup, sampai tawaran-tawaran yang menggiurkan, dan lain-lain. Jadi dunia orang mati di sini bukanlah semata-mata dalam pengertian harafiah, melainkan suatu keberadaan yang terputus dari Tuhan. Inilah tujuan iblis dalam segala upayanya. Namun Tuhan tidak membiarkan hal itu terjadi. Dia tidak menyerahkan umat-Nya ke dunia orang mati dan membiarkan mereka binasa. Dalam hal inilah kita dapat memahami maksud pencobaan yang dialami oleh orang Kristen mula-mula dalam Epistel Minggu ini. (lih. 1 Pet. 1:3-9) Maksud semua pencobaan itu bukanlah kebinasaan orang-orang percaya. Sebab Tuhan memberitahukan umat-Nya jalan kehidupan. Dimana jalan ini akan membawa mereka yang berjalan di atasnya tiba pada tujuan yang membuat mereka hidup. Jika dunia orang mati bermakna terpisah dari Tuhan maka kehidupan berada di hadapan Tuhan atau terhubung dengan Tuhan. Inilah kehidupan sesungguhnya yang dimaksud oleh pemazmur, sebagaimana dikatakannya pada ayat 11b: “Di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.” Maka jalan kehidupan adalah jalan yang mebawa kita sampai ke hadapan Tuhan atau dekat kepada-Nya. Sebagaimana nama Minggu kita hari ini QUASIMODOGENITI; Jadilah seperti bayi yang baru lahir, nats ini sangat tepat menyapa kita. Seorang bayi yang baru lahir mustahil dapat hidup dari dirinya sendiri, melainkan bergantung pada pemeliharaan orangtuanya. Demikianlah kita orang yang telah dilahirkan kembali oleh kebangkitan Kristus (1 Pet. 1:3) harus senantiasa menggantungkan kehidupan kita pada Tuhan, Bapa kita. Hanya Dia yang tahu apa yang terbaik bagi kita. (ay. 2) Jadi jangan pernah meragukan-Nya. Apa yang disediakan atau ditentukan-Nya menjadi bagian kita pasti itulah yang terindah bagi kita. Mungkin tidak sebaik atau semahal atau sebanyak yang dimiliki oleh orang lain, tapi percayalah Dia memberikan itu kepada kita adalah untuk menyenangkan hati kita apabila kita terima dengan Iman (ay. 6). Amin

No comments:

Post a Comment