“Menjadi
terang bagi bangsa-bangsa.” (Yesaya
49:1-7)
Dalam Minggu II Ephipanias ini Allah menyatakan
diriNya sebagai Allah yang sanggup melakukan perkara yang besar melebihi
kekuatan dan pikiran manusia. HambaNya berpikir bahwa jerih payahnya telah
menjadi sia-sia. Pelayanannya tidak menghasilkan apa-apa malah sepertinya
manusia makin jauh dari TUHAN. Namun itu pikiran manusia, bagi Allah tidaklah
demikian. Semua itu diberkati oleh Allah dan pasti akan menghasilkan buah.
(ay.4) Bahkan Allah memiliki rencana yang jauh lebih besar untuk dikerjakan
melalui dirinya. Allah akan membuatnya menjadi terang bagi bangsa-bangsa.
(ay.6) Sementara hamba itu berpikir bahwa membimbing satu bangsa di jalan TUHAN
sudah merupakan pekerjaan yang amat besar, justru bagi Allah itu masih terlalu
kecil. Allah tidak hanya membuatnya menjadi terang bagi orang Israel saja
melainkan untuk bangsa-bangsa. Dia akan menjadi terang yang menuntun banyak
bangsa datang kepada Allah dan beroleh keselamatan. Inilah Allah yang
dinyatakan kepada kita saat ini. Nats ini kiranya dapat menyegarkan kembali
kekuatan kita untuk lebih optimis dan dinamis menjalani kehidupan kita tahun 2017
ini. Buanglah sikap pesimistis dan apatis karena hal itu tidak pantas bagi umat
Allah. Selain itu janganlah cepat berpuas diri atas pencapaian yang sudah diraih,
lalu menganggap sudah tiba pada puncak tertinggi. Umat Allah tidak boleh hidup
dalam sikap status quo atau tinggal dalam zona amannya sendiri. Cara berpikir
dan sikap hidup seperti inilah yang hendak dibongkar oleh Firman Tuhan hari
ini. Manusia berpikir, “ini sudah terlalu besar,’ tapi Allah berkata, “itu
masih terlalu kecil.” Allah kita sangat Besar maka rencanakan, harapkan,
pikirkan dan lakukanlah juga yang Besar. Tapi ingat, jangan lakukan dengan
mengandalkan kekuatanmu sendiri, tapi serahkanlah hidupmu sepenuhnya di tangan
Allah. Lakukan itu dengan doa setiap hari. Kita adalah orang-orang biasa tetapi
ketika berada di tangan Allah kita akan menjadi seperti; pedang yang tajam atau
panah yang runcing. Kita akan menjadi orang-orang yang luar biasa ketika
menyerahkan hidup kita dipakai oleh Allah. Hal itu telah dialami oleh Petrus;
dari penjala ikan telah dipakai Tuhan menjadi penjala manusia. Paulus; dari
penganiaya telah menjadi pembangun jemaat. Hal yang sama dapat terjadi pada
kita. Berilah dirimu dipakai oleh Tuhan, maka engkau akan melihat betapa
besarnya Allah kita. Amin
No comments:
Post a Comment