Thursday, October 10, 2013
BUDDHA YANG TAK TERGANGGU
Tampaknya Buddha tidak terganggu oleh cemoohan yang dilontarkan kepadanya oleh seorang pengunjung. Ketika murid-muridnya bertanya mengenai rahasia sikapnya yang tenang itu, ia menjawab: "Coba bayangkanlah apa yang akan terjadi bila seseorang membawa persembahan ke hadapanmu dan engkau tidak mengambilnya.
Atau kalau seseorang mengirimkan surat kepadamu dan engkau tidak mau membukanya;
engkau tidak akan dipengaruhi oleh isinya bukan?
Lakukanlah ini setiap kali engkau diperlakukan dengan kasar, maka engkau tidak akan kehilangan ketenangan hatimu."
Satu-satunya martabat yang sejati adalah martabat yang tidak terendahkan oleh sikap tidak hormat orang lain Engkau tidak mengurangi keagungan air terjun Niagara dengan meludahinya.
(DOA SANG KATAK 2,
Anthony de Mello SJ,
Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1990)
Wednesday, July 10, 2013
Sedikit catatan agar si jahat itu tidak datang kembali
Sering kali kita jatuh ke dalam dosa yang sama padahal kita adalah orang yang taat beribadah dan itu menjadi rutinitas tapi kita tetap juga sering terpropaganta iblis agar meninggalkan Yesus dan kembali
lagi kepada cara hidupku yang dulu. Dan sering kali kita melaksanakan kegiatan religius kita sebagai rutinitas dan bukan untuk kerinduan untuk mendengarkan firman dan menyembah Tuhan. Sehingga Kadang kita sangat merasa
heran dan sedih dalam hati lalu berkata "Kenapa saya masih bisa jatuh
padahal saya sudah terima yesus dan menjadi anak Tuhan".
Seringkali kita jatuh bangun dalam dosa, iman kita pada waktu itu dengan mudah
sekali dikalahkan iblis dengan hal-hal yang duniawi dan bahkan iblis
tau kelemahan yang terbesar dalam diri kita itu apa, sehingga kita tak
kuasa dan tidak dapat mengendalikan diri kita pada waktu pencobaan
datang.
Teman
- teman dalam kehidupan ini kita bisa saja jatuh walaupun kita sudah
dekat dengan Tuhan. iblis ingin sekali agar tidak ada yang diselamatkan
dengan cara memberikan hal - hal dunia kepada kita. iblis sangat tau
dengan detail kelemahan kita yang sangat besar jika kita tidak kuat iman
maka iblis bisa mendapatkan kita kembali walaupun kita sudah pergi ke
ibadah - ibadah pelepasan. "Maka masuklah iblis ke dalam Yudas, yang bernama iskariot, seorang dari kedua belas murid itu" (Lukas 22: 3). kita
bisa melihat dalam ayat ini menunjukkan dengan jelas bagaimana
pelayanan Yesus yang penuh kuasa. yudas salah satu dari dua belas murid
setiap hati mengikut Tuhan, setiap saat bersama - sama dengan Tuhan tapi
kenapa iblis bisa masuk kedalam yudas : karena yudas Cinta uang.
itulah
juga yang membuat orang - orang percaya, anak - anak Tuhan jatuh
kedalam dosa dan bukan hanya cinta uang saja tapi banyak hal - hal
duniawi (misalnya seks,judi dll) yang iblis jadikan suatu perangkap agar ia bisa masuk kedalam
diri kita ketika iblis berhasil masuk dalam diri kita maka ia akan
menguasai pikiran kita dan ia akan menimbulkan kejahatan dalam diri
kita. kita harus berjaga - jaga setiap waktu jadi "Sadarlah dan
berjaga - jagalah ! lawanmu, si iblis,berjalan keliling sama seperti
singa yang mengaum - aum dan mencari orang yang dapat ditelannya" (1
petrus 5: 8).
inilah sikap yang harus kita ambil dalam setiap saat yaitu Sadar dan berjaga - jaga sikap
inilah yang sering dilalaikan oleh anak - anak Tuhan dengan tidak
merasa kuatir dan berhati - hati sebab iblis akan menyerang jika tubuh, jiwa roh kita lemah.
dan iblis akan selalu memotivasi kita agar kita meninggalkan Yesus
kalau kita masih mengkompromi dosa dalam diri kita dan masih membiarkan
iblis masuk dalam pikiran kita maka kita lama - kelamaan akan
dibinasakannya "Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan" (Yohanes 10: 10).
inilah tugas si jahat yaitu agar kita semua masuk neraka dengan tidak
membiarkan kita bersekutu dengan Tuhan apalagi ketika kita membaca
firman Tuhan iblis tidak mau kita mengerti firman Tuhan agar ia dapat
menyesatkan kita dengan ajaran - ajaran dunia.
Petrus juga pernah mengalami hal yang sama ketika dia bersama yesus "Tetapi
petrus menarik yesus dan menegor dia, katanya : "Tuhan, kiranya Allah
menjauhkan hal itu! hal itu sekali -kali tidak akan menimpa engkau. maka
Yesus berpaling dan berkata kepada petrus : "Enyahlah iblis. engkau
suatu batu sandungan bagi - Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang
dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia" (Matius 16 : 22
- 23). dalam hal ini yesus dengan tegas mengatakan bahwa yang
dipikirkan iblis hanya pikiran manusia artinya pikiran dunia kita bisa
dengan sendiri tahu bahwa iblis dari awalnya sudah membutahkan mata
manusia dengan hal - hal dunia serta janji - janji dusta yang membuat
kita tidak berkenan kepada Allah.
Bagaimana agar roh jahat itu tidak datang kembali :
1. "Dan janganlah berikan beri kesempatan kepada iblis. (Efesus 4 : 27). jangan
berikan celah sedikitpun untuk iblis datang didalam diri kita, jangan
berikan sedikit pun hal - hal dosa menguasai pikiran kita, jangan
berikan sedikit pun iblis memakai diri kita untuk perbuatan - perbuatan
yang keji. terlebih dalam pikiran kita sebab iblis masuk lewat pikiran
kita dan mulai memotivasi kita. sekali kita kita biarkan ia akan terus
datang dalam diri kita. jadi jangan berikan celah, celah apapun itu
walaupun hanya kecil ia bisa masuk dalam diri diri kita lewat pikiran
kita iblis akan terus datang dalam pikiran kita dan akan terus
memotivasi kita untuk berbuat dosa. ketika iblis bicara dalam pikiran
kita untuk berbuat dosa jangan kita kompromi tetapi langsung menolak
pekerjaan iblis itu jika kita menolak maka ia tidak akan melanjutkan
rencananya, tapi ia akan datang kembali untuk mencari kesempatan yang
baik untuk dapat masuk dan mengambil alih dalam kehidupan kita. jadi
mulai sekarang jangan biarkan diri kita diperhamba lagi oleh iblis.
2. "
Lihatlah, aku berdiri di muka pintu dalam dan mengetok; jikalau ada
orang yang membukakan pintu, aku akan masuk mendapatkannya dan aku akan
makan bersama - sama dengan dia, dan ia bersama - sama dengan aku"
(Wahyu 3 : 20). artinya biarkan yesus mengetuk pintu hatimu dan Berikan tempat yang terbaik dalam hidup kita kepada yesus.
jika kita membukakan pintu maka yesus akan masuk dan iblis akan tinggal
diluar artinya iblis akan menjauh dalam hidup kita karena ia tahu ada
Tuhan yesus didalam kita. maka Tuhan yesus akan mendapatkannya dan makan
bersama - sama dengan kita. jadi kalau kita tidak memberikan yesus yang
ada dalam diri kita maka dengan gampang iblis akan masuk dengan celah
yang kita buat.
mulailah
hari ini dengan terima yesus dan memberikan hidup kita kepada Tuhan
dengan selalu mengadalkan yesus dalam kehidupan kita.
"Jangan
beri kesempatan kepada iblis dan berikan terbaik dalam hidup kita
kepada yesus maka ia akan selalu menemani kita dalam menghadapi masalah"
"Jadikanlah sebuah ibadah sebagai kerinduan untuk mendengarkan firman dan menyembah Tuhan dalam setiap kegiatan sehari-hari."
"Jadikanlah sebuah ibadah sebagai kerinduan untuk mendengarkan firman dan menyembah Tuhan dalam setiap kegiatan sehari-hari."
Corat Coret IV
Seandainya daun daun dapat berbisik
Dia kan bercerita tentang hati ini
Rasa sunyi dan rindu pada dirimu
menyatu dalam kebisuan malam ini
Mengapa kita saling menyiksa diri
sedangkan rinduku dan rindumu
saling berpadu
mengapa kita berdua tak jujur mengakuiny?
jangan biarkan membara
api cemburu didalam hidup ini.
Dia kan bercerita tentang hati ini
Rasa sunyi dan rindu pada dirimu
menyatu dalam kebisuan malam ini
Mengapa kita saling menyiksa diri
sedangkan rinduku dan rindumu
saling berpadu
mengapa kita berdua tak jujur mengakuiny?
jangan biarkan membara
api cemburu didalam hidup ini.
Corat Coret Puisi II
Dalam kalbu merindu
Dalam relung hati memikir
adakah dia untuk ku
ataukah semua ini hanya sebuah fatamorgana
ya,Fatamorgana......
Ilusi dan sebuah harapan yang tak nyata
Muncul oleh karena ingin berlebih
sehingga membuyarkan alam sadar kita
Angan dan ilusi
realita dan eksistensi
Ingin lebih kadang buat kita lupa
kadang buat kita terbuai
kadang buat kita tidak seimbang
kadang buat kita lari dari hal nyata
bahkan yang lebih parah,
kadang kita menjadi sosok yang menakutkan
sosok menakutkan????
ya, sosok menakutkan
yang oleh ingin lebih
meng'halal'kan semua cara
melupakan benar dan salah
melupakan kaidah dan norma
bahkan melupakan 'Syukur' dari Tuhan
Sunday, July 7, 2013
Mengapa Sulit Mengampuni????
Kasih
selalu dimulai dari pengampunan. Rasanya, kita tidak akan bisa mengasihi orang
lain yang menyakiti kita jika kita belum mengampuninya. Bahkan, pengampunan
adalah bentuk kasih pertama dan paling dasaryang bisa kita berikan kepada orang
yang mengasihi kita. Sayangnya, banyak orang sulit untuk mengampuni. Dan bukan
tak mungkin itu karena pemahaman yang salah soal mengampuni ini. Apa saja?
1. Mengampuni = Melupakan Sikap
Buruk
Mengampuni
bukan berarti membuat kita menjadi amnesia dan lupa sama sekali akan apa yang
pernah terjadi pada kita. Saat kita mengampuni, kita merelakan masa lalu untuk
menjalani masa kini dan merengkuh masa depan yang lebih baik. Namun, kita tidak
melupakan masa lalu. Ingatan soal masa lalu itu akan tetap ada, hanya saja ia
tak lagi memiliki kekuatan untuk menyakiti kita.
2. Mengampuni = Membenarkan
Kesalahannya
Ini
salah satu alasan orang enggan mengampuni. Padahal, ini pendapat yang kelirul
Saat kita mengampuni bukan berarti kita menganggap kesalahan itu
kebenaran.Tapi, mengampuni adalah kita tidak menghukum dia atas kesalahannya
tersebut, bukan karena hal itu tidak pantas dihukum, tetapi karena kita memilih
untuk memberikan kasih ketimbang hukuman.
3. Mengampuni Hanya Jika Ia Pantas
Diampuni
Kita
mengampuni orang lain terutama karena kita yang periu men.dapatkannya. Bukankah
kita mau terbebas dari belenggu dendam, kepahitan, kemarahan, dan sakit hati?
Mengampuni orang lain adalah cara untuk bisa mendapatkan kebebasan itu. Yang
kedua, ingatlah bahwa kita pun diampuni saat kita tidak layak diampuni. Saat
kita masih berdosa, la menebus kita dan mengampuni dosa-dosa kita. Kenapa kita
berpikir orang lain harus layak diampuni dulu baru kita mau mengampuni?
4. Mengampuni Hanya saat Ia minta
Ampun
Tidak
perlu menunggu orang lain meminta maaf kepada kita baru kita memaafkan.
Bagaimana jika ia sudah meninggal, misalnya? Akankah kita tak akan memaafkan
seumur hidup? Ya, kitalah yang mendapatkan manfaatnya saat mengampuni, karena
itu tidak perlu menunggu orang lain untuk meminta maaf kepada kita.
5.
Mengampuni Hanya didalam Hati
Sebagian
orang berpikir, pokoknya saya sudah mengampuni dia di dalam hati. Namun, saya
tidak sudi harus berbaik- baik dengannya dalam perbuatan. Itu bukan mengampuni!
Tentu, ini bukan berarti, kita harus mempublikasikan di depan umum bahwa kita mengampuni
dia, agar orang tahu betapa welas asihnya diri kita. Tidak. Tapi, mengampuni
harus dimulai dari dalam hati dan ditampakkan melalui sikap dan perbuatan kita
kepadanya. Biarkan ia tahu bahwa meski ia pernah bersalah pada kita, kasih kita
padanya tetap tidak berubah.
MENGASIHI SAAT “HARUS” MEMBENCI
Alkitab mengatakan, mengasihi
saat dikasihi itu biasa, bahkan dilakukan oleh orang-orang jahat (Luk. 6:33).
Tapi, mengasihi saat "harus" membenci? Itulah kasih yang Tuhan
perintahkan untuk kita lakukan. Namun, bagaimana caranya?
1.
Kasih adalah Tindakan, Bukan Perasaan
Saat kita menganggap kasih itu
sebagai perasaan, kita hanya akan mengasihi orang yang mengasihi kita. Itulah
sebabnya, kita harus mengerti bahwa kasih adalah sebuah keputusan dan tindakan.
Dengan demikian, perasaan kita tidak akan ditentukan oleh sikap orang lain
kepada kita, bahkan termasuk saat ia menyakiti kita.
2.
Tidak selalu Nyaman
Kita mengasihi bukan agar kita
atau orang lain merasa nyaman dan bahagia. Faktanya, mengasihi juga sering kali
berarti kita harus berkorban (tidak nyaman bagi diri kita). Karena kasih, kita
juga menegur seseorang secara keras (tidak nyaman bagi orang lain). Namun, dari
kasih yang tulus itulah, maka diri kita atau orang lain dituntun kepada
kebenaran dan kebaikan. Jadi, jangan menganggap jika kita menderita, itu
berarti kita tidak dikasihi.
3.
Tidak Membenci orangnya
Saat kita mengasihi, apa pun
yang terjadi, kita tetap mengasihi orang tersebut meskipun kita tidak suka
terhadap sikapnya. Orang itu mungkin banyak membuat kita kecewa, namun kita tetap
bisa memisahkan sikapnya dan pribadinya. Kita menolak sikap dan tingkah lakunya
tanpa menolak orangnya.
4.
Mengampuni
Pengampunan dan kata maaf adalah
hal yang mutlak dalam kasih sejati. Bahkan saat ia tidak minta maaf atau tidak
juga menyadari kesalahannya pun, maaf tetap harus diberikan. Mengapa? Karena
mengampuni akan membebaskan diri kita dari penjara dendam. Karena mengampuni
akan membuat hubungan kita dengan Tuhan tidak terhalang (Mat 5:23-24). Dan yang
terpenting, kita mengampuni karena kita sendiri sudah diampuni oleh Tuhan (Mat.
18:35). Berapa kali pun ia berbuat salah, berikan kata maaf sejumlah itu (Mat.
18:21-22).
5.
Kasih dan Teguran
Mengampuni adalah bagian dari
mengasihi. Demikian juga, teguran nyata juga adalah bagian dari kasih. Menegur
harus dibedakan dengan membalas dendam. Kita menegur bukan dengan motivasi
untuk membalas perlakuannya yang tidak baik pada kita. Tapi, kita menegur
karena kita menyadari jika perbuatannya itu, jika dibiarkan, bisa
mencelakakannya atau membawanya kepada masalah. Itulah bedanya.
6.
Untuk Semua orang
Kasih adalah untuk semua orang.
Jika kita memilih mana yang pantas mendapat kasih tanpa syarat dan mana yang
tidak, itu berarti kasih kita bersyarat. Kasih Yesus sama terhadap semua orang. Entah itu para murid-Nya, orang Samaria,
Pemungut cukai, Paulus yang pernah menganiaya orang Kristen, dua penjahat yang
disalib di samping-Nya, bahkan terhadap Anda dan saya! Jika itu yang Yesus
teladankan, tentu sebagai orang Kristen (pengikut Kristus), kita harus mengikuti-Nya
bukan?
7.
Menghargai
Perbedaan
Kadang,
kita merasa disakiti karena orang lain melakukan hal yang tidak kita suka.
Tapi, jika kita sekarang membalas dengan kasih, kita harus ingat bahwa
mengasihi bukanlah agar ia bisa menjadi seperti apa yang kita inginkan.
Perbedaan karakter, cita-cita, minat, cara pandang, dil, tidak membuat kita
tidak bisa mengasihinya.
8.
Tak
Mengharap Balasan
Kadang situasinya seperti ini, kita memang tidak membalas dendam
pada orang yang menyakiti kita. Kita "membalasnya" dengan kasih.
Tapi, setelah itu, kita berharap hal itu lalu akan membuat dia mengasihi kita.
Sepertinya normal bukan? Tapi, itu bukan kasih sejati. Kasih tidak mengharap
atau bahkan menuntut balasan karena kasih tidak mencari keuntungan diri sendiri
(1 Kor. 13:5). Kita mengasihi bahkan bukan agar kita dikasihi.
Disadur dari Buku Handbook Spirit Edisi Feb 2013
Saturday, June 22, 2013
KETAKUTAN TERDALAM KITA
Our deepest fear is not that we are inadequate, our deepest fear is that we are powerful beyond measure. We ask ourselves who am I to be brilliant, gorgeous, talented and fabulous? Actually, who are we not to be? We were born to make manifest the glory of God that is within us and as we let our own light shine, we unconsciously give other people permission to do the same.
Ketakutan terdalam kita bukanlah bahwa kita tidak memadai, ketakutan terdalam kita adalah bahwa kita kuat tak terkira. Kita bertanya siapa aku untuk menjadi brilian, cantik, berbakat dan luar biasa? Sebenarnya, yang kita tidak bisa? Kita dilahirkan untuk membuat memanifestasikan kemuliaan Allah yang ada di dalam kita dan kita membiarkan cahaya kita bersinar, tanpa sadar kita mengizinkan orang lain untuk melakukan hal yang sama.
“life is like a book, God guides our hands and tells what we should write… sometimes He lets us write our own words… sometimes He forces us to write unpredictable words… just be sensitive to hear His voice, and try to write exactly what you hear, ’till the end’ is written on the last page.”
"Hidup adalah seperti buku, Allah menuntun tangan kami dan mengatakan apa yang harus kita tulis ... Dia kadang-kadang memungkinkan kita menulis kata-kata kita sendiri ... Dia kadang-kadang memaksa kita untuk menulis kata-kata tak terduga ... hanya peka untuk mendengar suara-Nya, dan mencoba untuk menulis apa Anda mendengar, 'sampai akhir' yang tertulis di halaman terakhir. "
“teach me to number my days aright, that I may gain a heart of wisdom” Ps 90:12.
Tuhan, ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian sehingga kami beroleh hati yang bijaksana. Mazmur 90 : 12
Ketakutan terdalam kita bukanlah bahwa kita tidak memadai, ketakutan terdalam kita adalah bahwa kita kuat tak terkira. Kita bertanya siapa aku untuk menjadi brilian, cantik, berbakat dan luar biasa? Sebenarnya, yang kita tidak bisa? Kita dilahirkan untuk membuat memanifestasikan kemuliaan Allah yang ada di dalam kita dan kita membiarkan cahaya kita bersinar, tanpa sadar kita mengizinkan orang lain untuk melakukan hal yang sama.
“life is like a book, God guides our hands and tells what we should write… sometimes He lets us write our own words… sometimes He forces us to write unpredictable words… just be sensitive to hear His voice, and try to write exactly what you hear, ’till the end’ is written on the last page.”
"Hidup adalah seperti buku, Allah menuntun tangan kami dan mengatakan apa yang harus kita tulis ... Dia kadang-kadang memungkinkan kita menulis kata-kata kita sendiri ... Dia kadang-kadang memaksa kita untuk menulis kata-kata tak terduga ... hanya peka untuk mendengar suara-Nya, dan mencoba untuk menulis apa Anda mendengar, 'sampai akhir' yang tertulis di halaman terakhir. "
“teach me to number my days aright, that I may gain a heart of wisdom” Ps 90:12.
Tuhan, ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian sehingga kami beroleh hati yang bijaksana. Mazmur 90 : 12
Kemuliaan Tuhan atau Kemuliaan Diri?
• Ketika anda sudah kerja keras dan memang benar-benar kerja keras, rasanya, badan pegal dan sakit luar biasa, karena sepanjang hari pergi panas-panasan ketemu orang, nge-lobby, presentasi di depan banyak orang, menghadapi penolakan, kemudian ketika pulang tidak ada seorangpun yang menghargai apa yang sudah dilakukan, bagaimana perasaan anda?
• Kalau sudah kerja keras, kemudian jangankan dihargai apalagi dipuji, malah yang didapatkan adalah dimarahi dan disalah mengerti, apa reaksi anda? Apakah hal itu akan membuat anda berhenti atau tetap saja melakukan apa yang menjadi tanggungjawab karena mengerti bahwa apa yang dilakukan secara jelas diketahui oleh si Dia yang mengetahui segala sesuatu?
• Kalau sudah berhasil meng-goal-kan tugas dalam kepanitiaan, katakanlah hal itu adalah suatu hal yang luarbiasa, kalimat apa yang akan anda katakan pertama sekali kepada orang lain? Hasil usaha anda kah? Atau mengatakan bahwa semuanya hanya karena belas kasihan Tuhan? Honestly, di dalam hati yang terdalam, apakah prestasi itu dirasakan sebagai pencapaian diri atau sebenarnya sadar sungguh bahwa itu adalah anugrah Tuhan?
• Kalau akhirnya sukses, kemudian sebagian nama disebut-sebut karena dirasa berperan besar dalam keberhasilan itu, dan nama anda_yang sebenarnya bekerja keras dan memang berperan besar_tidak disebut-sebut sama sekali, bagaimana perasaan anda? Sedih?
• Apakah anda memiliki kecenderungan untuk menyebut-nyebut diri dan usaha-usaha yang pernah anda lakukan yang membuat anda mengambil kesimpulan bahwa itu karena usaha anda? (Hati-hati dengan keinginan untuk menceritakan dengan tujuan untuk memberi kesan bahwa itu berhasil karena usaha anda dan untuk memberitahukan kepada orang lain bahwa anda sudah bekerja keras). Parahnya, anda tidak berperan banyak, anda kurang rajin, kurang tekun, tetapi anda menceritakan keberhasilan dan usaha-usaha apa yang sudah anda lakukan seakan-akan anda yang paling bekerja keras diantara semuanya, pernahkah anda bersikap demikian?
• Dan kalau anda dipuji di dalam pelayanan, secara jujur kalimat apa yang anda katakan kepada diri dan orang lain?
Dari beberapa pertanyaan di atas, dengan jujur apakah jawaban pribadi kita? Hari ini saya teringat kepada satu dosa yang sangat subtle, sangat berbahaya, yang banyak dilakukan oleh mereka yang mengaku melayani Tuhan, (tetapi sesungguhnya sedang melayani diri) yaitu mencuri kemuliaan yang seharusnya diberikan kepada Tuhan dan mengambilnya untuk kemuliaan diri. Sembari katanya melayani, tetapi malah sembari berdosa. Celakanya pelayanan menjadi sarana untuk show off kepada orang lain, termasuk menjadi tempat untuk aktualisasi diri. Pelayanan yang dilakukan katanya adalah sesuatu yang sukses, akhirnya hanyalah menjadi suatu kejijikan dimata Tuhan. Sampai pada poin ini, saya sadar betapa sangat tidak mudah mengatakan apa yang pernah dikatakan oleh Yohanes Pembaptis kepada Tuhan Yesus, “biarlah Dia yang semakin besar dan aku semakin kecil.” Bukan hanya semakin kecil, bahkan mungkin menjadi tidak ada, asal Tuhan tetap dipermuliakan, itulah salah satu esensi dari yang namanya pelayanan, dan Yohanes sangat mengerti akan hal ini.
Sesungguhnya, kita ini hamba yang tidak berguna. Jikalau bisa melayani Tuhan, itu hanyalah karena belas kasihan-Nya saja.
Wednesday, April 24, 2013
Tuesday, February 26, 2013
Subscribe to:
Posts (Atom)