Kasih
selalu dimulai dari pengampunan. Rasanya, kita tidak akan bisa mengasihi orang
lain yang menyakiti kita jika kita belum mengampuninya. Bahkan, pengampunan
adalah bentuk kasih pertama dan paling dasaryang bisa kita berikan kepada orang
yang mengasihi kita. Sayangnya, banyak orang sulit untuk mengampuni. Dan bukan
tak mungkin itu karena pemahaman yang salah soal mengampuni ini. Apa saja?
1. Mengampuni = Melupakan Sikap
Buruk
Mengampuni
bukan berarti membuat kita menjadi amnesia dan lupa sama sekali akan apa yang
pernah terjadi pada kita. Saat kita mengampuni, kita merelakan masa lalu untuk
menjalani masa kini dan merengkuh masa depan yang lebih baik. Namun, kita tidak
melupakan masa lalu. Ingatan soal masa lalu itu akan tetap ada, hanya saja ia
tak lagi memiliki kekuatan untuk menyakiti kita.
2. Mengampuni = Membenarkan
Kesalahannya
Ini
salah satu alasan orang enggan mengampuni. Padahal, ini pendapat yang kelirul
Saat kita mengampuni bukan berarti kita menganggap kesalahan itu
kebenaran.Tapi, mengampuni adalah kita tidak menghukum dia atas kesalahannya
tersebut, bukan karena hal itu tidak pantas dihukum, tetapi karena kita memilih
untuk memberikan kasih ketimbang hukuman.
3. Mengampuni Hanya Jika Ia Pantas
Diampuni
Kita
mengampuni orang lain terutama karena kita yang periu men.dapatkannya. Bukankah
kita mau terbebas dari belenggu dendam, kepahitan, kemarahan, dan sakit hati?
Mengampuni orang lain adalah cara untuk bisa mendapatkan kebebasan itu. Yang
kedua, ingatlah bahwa kita pun diampuni saat kita tidak layak diampuni. Saat
kita masih berdosa, la menebus kita dan mengampuni dosa-dosa kita. Kenapa kita
berpikir orang lain harus layak diampuni dulu baru kita mau mengampuni?
4. Mengampuni Hanya saat Ia minta
Ampun
Tidak
perlu menunggu orang lain meminta maaf kepada kita baru kita memaafkan.
Bagaimana jika ia sudah meninggal, misalnya? Akankah kita tak akan memaafkan
seumur hidup? Ya, kitalah yang mendapatkan manfaatnya saat mengampuni, karena
itu tidak perlu menunggu orang lain untuk meminta maaf kepada kita.
5.
Mengampuni Hanya didalam Hati
Sebagian
orang berpikir, pokoknya saya sudah mengampuni dia di dalam hati. Namun, saya
tidak sudi harus berbaik- baik dengannya dalam perbuatan. Itu bukan mengampuni!
Tentu, ini bukan berarti, kita harus mempublikasikan di depan umum bahwa kita mengampuni
dia, agar orang tahu betapa welas asihnya diri kita. Tidak. Tapi, mengampuni
harus dimulai dari dalam hati dan ditampakkan melalui sikap dan perbuatan kita
kepadanya. Biarkan ia tahu bahwa meski ia pernah bersalah pada kita, kasih kita
padanya tetap tidak berubah.
No comments:
Post a Comment